Pria itu bernama Radit

Laki-laki bernama Radit. Aku tahu itu sebenarnya telah lama. Tapi saya hanya menutup untuk tidak lama yang lalu. Dia adalah seorang tampan, Yah, terlalu lucu. Dia adalah teman baik. Tetapi bukan jenis orang yang terlalu baik. Ya seperti manusia lainnya, dia menyebalkan, kadang-kadang intim, kadang-kadang cuek. ER menjadi tabah dalam obrolan tetapi jika abis. Ia bukanlah bal... EH bal aja diread orang, apalagi bisbol. Tapi dia jauh berbeda dari sifat baik pacar atau musuh tidak sudah siapa-siapanya. Nama Fayza. Subhanallah... ngeselinnya selangit. Tapi selama aku sudah sabar. Sabarnya banget udah bahkan tingkat. Oke kembali ke Radit. Orang memang hobi benar-benar ngekhayal. Hmm, tapi lucu juga. Orang adalah menghargai orang lain juga. Ketika saya mulai tahu dekat dengannya, saya merasakan sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Aku mengaguminya. Tetapi tidak bahwa aku naksir dirinya.

Pria itu bernama Radit

Hari ini Jumat, Maret 4, 2016. H2 hari perlombaan Pramuka jalan Wachid Hasyim. Saya berlatih di Radit dan mengejar bambu dibimbing kak Zainal. Benar-benar menarik. Aku berhasil mengalahkan Radit. Tapi ada perasaan bahwa terbesit di hati. Apakah itu adalah apa yang aku tidak bisa memahami. Untuk beberapa alasan, saya bahkan tidak bisa melihat di waktu. I.. aku merasa sesuatu. Sesuatu yang mungkin tidak perasaan saya. Ketika praktek atas, saya mencoba untuk bangun dari perasaan itu. Aku tidak bisa merasakannya. Sebuah kesalahan besar jika aku merasakannya. Mungkin bahkan, itu adalah dosa.

Hingga saya berada di rumah pada saat, perasaan masih berhenti di saya. Perasaan mungkin saat awal yang sama saya bertemu Rahadian. Perasaan yang membuat jantung terbang ini. Saya menyadari bahwa I cant melakukan ini. Aku pasti sudah terluka dan dikhianati perasaan Fayza. Juga merugikan kelas yang saudara juga suka padaku. Lupakan saja.. Aku harus sadar. Harus menyadari. Ku mohon Farah... menjadi mabuk!


Sabtu, Maret 5, 2016. Oh tidak ada perasaan ini tumbuh lebih kuat! Aku pasti kena sihir di pandangan nya. Setelah sebelumnya aku bisa melupakan perasaan ini ketika bertemu Rahadian. Tapi sore ini, ini merasa kembali lagi. Hujan. Ya, itu adalah hujan. Radit tiba-tiba menantangku melembang dalam hujan. Aku menerimanya masih dengan keraguan. Aku bisa masuk jika saya melembang hujan lebat seperti ini. Tapi entah bagaimana aku mengambilnya. Saya dikirim Radit melembang pertama. Menghindari risiko slip pertama. Saya mengikuti melembang di balik itu. Saya mencoba untuk menghindari jatuh dari keseimbangan sebagai saat Jumat. Musim gugur dengan kaki, kepala ke bawah, dan sepatu dapat terbang di tengah lapangan.

Memalukan. Di belakang Radit aku mencoba menyesuaikan langkah. Tapi tiba-tiba dugaanku benar, aku menyelinap. Refleks saya menemukan pegangan. Dan satu-satunya di sana hanya Radit. Saya menyentuh bahkan menariknya. Saya memang sengaja tidak. Hal ini benar-benar tidak kesengajaan. Dan untungnya, tidak ada untuk memperpanjang masalah itu. Kecuali bahwa aku masih ingat itu. Mengingat cara memalukannya diri pada saat. Ya ampunn. Sementara latihan bowling. Aku mencuri teknik Radit. Karena bagi saya itu adalah yang paling mudah bahkan sangat mudah. Sebenarnya saya ingin berterima kasih padanya, tapi entah kenapa aku merasa tidak bisa melakukannya. Aku hanya meletakkan senyum di atasnya. Senyum bahwa ia mungkin tidak mengerti makna. I.. lagi... merasakan perasaan yang membuatku terbang lebih tinggi lagi.

Minggu, Maret 6, 2016. Setiap Pramuka ras hari tiba. Sudah waktunya bagi saya dan teman-teman saya sedang berjuang. Termasuk Radit. Waktu hari ini adalah cara saya merasa kata. Bahwa mungkin saya naksir Radit sama. Saya tidak percaya dalam mendapatkan perasaan ini. Ternyata bahwa aku mencintainya. Oh Tuhan, saya berharap perasaan ini dihilangkan. Aku tidak ingin merasakannya. Aku bahkan tidak bisa merasakannya. Sebuah kesalahan besar jika aku merasakannya. Sangat besar. Aku harus tetap tenang sehingga tidak ada yang tahu tentang perasaan ini. Hanya diam. Dan sampai saat ini, saya masih tetap dengan diamku. Masih menyimpan sejuta menyakitkan. Masih sangat menyakitkan. Karena ini mungkin yang terbaik. I.. tidak perlu merasa itu. Oleh karena itu semua ini harus terluka.